Selasa, 25 Mei 2010

lembar terakhir nika's deary

Lembar Terakhir Nika’s Deary


Malam telah larut, namun aku masih terjaga di tempat tidurku. Suara hujan yang menghujam bumi, dan guntur yang menggelegar datang menemaniku. Disinilah aku, terpuruk sendiri dengan air mata berurai. Namun ku tetap bisu, lidahku terlalu kelu. Perlahan, ku gores kata demi kata di buku deary ini. Mengucapkan seluruh penat yang kemudian sedikit demi sedikit hanyut dan luruh.


Dear, deary…

Hari ini hatiku hancur, lagi… Aku tak tau mengapa aku masih bisa mencintainya, yang telah memberiku luka. Aku terlalu benci untuk menerima kenyataan. Deary, aku tau bahwa aku salah, karena telah menabur benih di ladang yang tandus. Hingga tak ada hasil yang dapat ku panen untuk seluruh jerih payahku. Huff… Deary, kini kau mau kan menjadi pendengr seluruh jenuhku? Inilah sebuah kisah tragis yang akan ku ceritakan di malam dingin ini…

--oo000oo—

Hari senin yang cerah. Jam sudah menunjukan pukul 6.30 pagi saat aku baru memasuki kelas XI IA 2 di SMA N 3 Harapan tercinta ini. Ya, suara riuh segera menyambutku karena teman-temanku yang ribut sendiri-sendiri.

“Pagi semua!” Ucapku sambil tersenyum lebar. Beberapa teman-temanku menyahuti. Dan aku pun segera duduk di bangku kesayanganku.

“Eh, Nika. Kau bawa topi double nggak? Soalnya aku lupa nggak bawa.” Tanya temanku, Lely, penuh harap.

“Duh, soir bro, aku nggak bawa lebih.” kataku padanya. Dia sedikit kcewa saat aku mengatakan itu.

“Yah… Terus gimana dong? Ya udah deh, kamu sekarang temenin aku ke Kopsis ( koperasi sekolah), ya?”

“Lha? kok aku sih?”

“Pokoknya harus!” Dia pun menarikku untuk pergi bersamanya. Tak peduli dengan raungan protes dariku.

“Eh, Ka. Kau mau ikut ke dalam atau mau nunggu di sini?” Tanya Lely saat kami sudah sampai di depan Kopsis.

“Aku di luar aja deh.”

“Ya udah kalo gitu.jangan ninggalin aku lho ya!”

“Iya, tenang aja.” Diapun tersenyum dan meninggalkanku. Matakupun jelalatan melihat ke arah gerbang sekolah, melihat-lihat siswa-siswi yang baru masuk sekolah. Ya, kopsis ini memang berada cukup dekat dengan gerbang sekolah. Dan, bingo! Wajahku segera berbinar-binar saat melihat sosok yang baru saja memasuki gerbang dengan mengendarai motornya. Pangeranku datang! Wah, senangnya dalam hati. Namun, what is that?! Dia bersama seorang cewek! Dan, tunggu dulu, bukannya itu Neyla? Teman sebangkuku. Aku segera lemas. Hatiku hancur. Hatiku bercampur antara rasa cenburu, sedih dan marah.

“Hoi! Pagi-pagi jangan ngelamun, non! Well, lagi ngliatin apa sih?” kata Lely mengagetkanku.

“Yee... apaan sih?”

“Eh, itu bukannya Raka dan Neyla? Wah, mereka berangkat bareng tuh! Pasti ada apa-apanya nih! Ternyata, nggak cuman dikelas aja mereka deket, diluar kelas mereka ternyata deket juga ya!' cerocos Lely dengan cepatnya. Hei! Tak taukah kau aku cemburu!

“Iya, ya. Wah, top couple minggu ini nih!” kataku mencoba menutupi kepelikanku dan tersenyum terpaksa.

“Tapi kan mereka belum jadian. Yah, kita tunggu aja deh kabar selanjutnya. Well, balik ke kelas yuk!”

“Hayuk!” kami pun berjalan beriringan menuju kelas.

Hari ini pun aku lalui dengan perasaan kalut. Ya, apalagi Raka semakin dekat saja dengan Neyla. Hei, Raka! I love you, you know? Do you know it? I believe not. Haha... miris aku melihat diriku yang jatuh cinta padanya tapi tak bisa melakukan apa-apa. Teman-temanku mulai bertanya, kemanakah Nika yang hiperaktif itu? Karena Nika hari ini sedikit murung. Huff... tak taukah kalian aku patah hati? Tentu saja nggak! Bodohnya aku. Saat pelajaran terakhir, pelajaran bahasa Indonesia, aku pun menyikut sedikit Neyla. Ya, kami sebangku.

“Ehem... kayaknya lagi ada yang seneng nih!” kataku setengah berbisik.

“Apaan sih.” katanya sumringah. Munafik banget sih!

“Tadi pagi kayaknya aku ngliat pangeran dan puteri brangkat bareng deh. Sapa, ya?”

“Eh, apaan sih loe? Aku tuh nggak ada apa-apa tau sama Raka.”

“Ada apa-apa juga nggak pa-pa kok.” kataku menggoda. Sungguh, aku sakit banget waktu mengatakan itu. Kamipun mengobrol setengah berbisik, dengan topik Raka lah tentunya. Uh, pedih... Neyla, kalau kau tau aku suka Raka gimana ya reaksimu?

Dan saat pulang pun tiba. Sungguh, aku tak mau melihat semua ini! Aku benci! Aku mengutuk diriku sendiri yang melihat kejadian ini! Dengarlah sodara-sodara, Raka dan Neyla pulang bareng! Lagi! Well, aku bener-bener nggak bisa nerima ini semua. Aku pun segera pulang kerumah dan mengurung diri di kamr hingga saat ini. Menangis, meraung, frustasi...

-oo000oo--

Dear, deary...

Sungguh, aku tak ingin menerima semua kenyataan pahit ini. Terlalu sakit. Mungkin benar kata hatiku, aku harus melupakannya. Berbahagialah dia dengan cintanya. Deary, hari ini, kau akan menjadi saksi atas janjiku. Aku, akan menutup lembar cinta ini dan mengubur dalam-dalam puing-puing hati ini. Karena ku tak mau lagi terlukai. Selamanya...


TAMAT


2 komentar:

Elyamongtee mengatakan...

ehmmm...
aq ngerti lho spo kui?

inncha yukime mengatakan...

halah..

Posting Komentar